KABARSULTRA.ID, KONAWE UTARA – Baru-baru ini, beredar kabar menggemparkan masyarakat Kabupaten Konawe Utara (Konut), adanya dugaan percobaan penculikan terhadap dua siswi SD Satap Sawa, di Desa Puupi, Kecamatan Sawa.
Dua siswi tersebut masing-masing bernama Adel (9) dan Selvi (9). Mereka merasa dibuntuti orang tak dikenal saat hendak ke sekolah, sehingga berprasangka akan diculik. Peristiwa itu terjadi pada, Kamis (19/1/2023).
Sesampainya di sekolah, kedua siswa tersebut langsung melaporkan kejadian itu kepada guru, kemudian ditindak lanjuti pemerintah desa, hingga ke Bhabinsa Koramil Lasolo dan Polsek Sawa.
Namun, setelah pengembangan informasi lebih detail dari pihak kepolisian, terungkap jika kedua siswa tersebut, merupakan korban maraknya informasi hoaks di media sosial mengenai penculikan anak sehingga timbul paranoid.
Kapolsek Sawa, Iptu Helga Riza saat dikonfirmasi awak media, Selasa (24/1/2023), mengungkapkan, paranoid ini diartikan adanya masalah psikologis, ditandai dengan munculnya rasa curiga dan takut berlebihan.
Salah satu kejanggalan yang ditemukan, ialah saat pemeriksaan di Polsek Sawa, dimana kedua siswa mengatakan jika orang yang membuntuti mereka memegang suntik.
Setelah diinterogasi lebih dalam, kedua siswa malah mengatakan tidak mengetahui persis karena jarak yang jauh antara murid dan orang tak dikenal tersebut.
“Secara fisikologis jiwa murid ini sudah terganggu, karena maraknya informasi hoaks tentang penculikan anak, sehingga mereka panik dan mengira itu penculikan anak,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Kapolres Konut AKBP Priyo Utomo, SH.S.I.K. melalui Kasat Intelkam Polres Konut, Iptu Maulana Akbar, S.iP, M.M, menyampaikan bahwa beredarnya berita hoaks tentang penculikan anak yang dibesar-besarkan, membuat masyarakat ketakutan dan was-was, terlebih pada anak-anak.
Kondisi tersebut kata Iptu Maulana, sangat berpengaruh besar pada psikis anak, akibatnya setiap orang tak dikenal dicurigai dan dianggap sebagai penculik anak.
“Ini karena paranoid yang sangat berlebihan oleh kedua siswa tersebut. Ditambah jalan sendirian ke sekolah, sehingga begitu melihat orang tak dikenal langsung ketakutan,” ujarnya.
Maraknya postingan-postingan hoaks baik dalam bentuk tulisan atau video tentang penculikan anak, juga membuat jiwa anak-anak tidak stabil. Hal tersebut sangat perlu adanya pendampingan dari pihak-pihak terkait.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, diimbau bisa cari solusi untuk mengembalikan mental siswi lepas dari rasa ketakutan, serta dari Dinas Kominfo untuk menangkal berita-berita hoaks tentang penculikan anak.
Pihak Polres Konut meminta dan menghimbau masyarakat agar tidak resah dan takut mengenai Informasi penculikan anak. Percayakan pada kepolisian untuk melalukan pengamanan, pengawalan dan pengawasan.
“Kami dari kepolisian tetap akan meningkatkan sistem keamanan di daerah seperti patroli di lokasi-lokasi rawan, tempat keramaian, sekolah-sekolah, dan mengopitimalkan Bhabinkamtibmas bersama Bhabinsa, serta memberikan edukasi,” tutup Kapolres Konut. (Red)