KABARSULTRA.ID, KENDARI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kabupaten Konawe Utara (Konut), menggelar kegiatan Rembuk Stunting, di Hotel D’Blitz Kendari, Selasa (27/6/2023).
Kegiatan tersebut dihadiri Bupati Konut, Ruksamin bersama Forkompinda, Sekretaris Daerah, Kasim Pagal, para Kepala OPD, serta Tim Investing in Nutrition and Early (INEY) Ditjen Bina Bangsa Kemendagri Regional Makassar.
Selain itu, hadir pula Kepala BPJS, Kepala BPS, Kepala Kementerian Agama Konut, para camat, Kades, para Kepala Puskesmas, Satgas Stunting, dan para pendamping desa.
Dalam sambutannya, Ruksamin menyampaikan, stunting merupakan persoalan serius. Dalam masa pertumbuhan awal, anak-anak sangat rentan terhadap masalah gizi buruk, kekurangan gizi, serta akses yang terbatas untuk kebutuhan nutrisi sehat dan berkualitas.
“Hal ini merupakan masalah yang mempengaruhi masa depan kita secara kolektif, baik dari segi kesehatan, pendidikan, maupun potensi ekonomi,” kata Ruksamin.
Dipaparkan, capaian prevalensi stunting Kabupaten Konut, telah menunjukkan tren positif, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2020 sebesar 30,1%, tahun 2021 sebesar 29,5%, dan tahun 2022 sebesar 21,6%.
Selanjutnya, jika dibandingkan dengan rata-rata capaian provinsi dan nasional tahun 2022, capaian prevalensi stunting Kabupaten Konut telah berada di bawah rata-rata capaian Provinsi Sulawesi Tenggara (30,2%) dan rata-rata capaian nasional (24,4%).
“Alhamdulillah, capaian yang menggembirakan berkat kerja sama kita semua dan saya mengapresiasi bapak/ibu yang sudah bekerja keras sehingga bisa berada di angka tersebut,” ucap Ruksamin.
Olehnya, Ruksamin mengatakan bahwa berdasarkan arahan pemerintah pusat, seluruh pihak bakal meningkatkan koordinasi, sinergitas, dan berkolaborasi dalam rangka menekan penurunan stunting, khususnya di Kabupaten Konut dengan memetakan kendala yang dihadapi di lapangan.
Pemerintah Kabupaten Konut, terus berkomitmen untuk berupaya menurunkan prevalensi stunting dengan mengimplementasikan inovasi program kegiatan dan memastikan adanya basis data yang akurat.
“Kemudian, validasi data sesuai dengan keadaan di lapangan, sehingga data tersebut benar-benar mencapai sasaran dan target yang kita harapkan,” ujarnya. (Red)