KABARSULTRA.ID, KONAWE UTARA – PT VDNI dan PT OSS selama beberapa tahun belakangan, terus mencemari sungai Motui dengan membuang limbah pabrik pemurnian nikel.
Hal ini diperparah dengan adanya penimbunan di muara Sungai Motui yang mengakibatkan penyempitan. Olehnya itu, Aliansi Masyarakat Pesisir menuntut atas tindakan perusahaan tersebut.
Aliansi Masyarakat pesisir merencanakan aksi demonstrasi di PT VDNI dan P. OSS yang berlokasi di gerbang PT PMS, Desa Tani Indah, Kecamatan Kapoiala, pada hari Senin (6/2/2023) mendatang.
Jefri selaku Jenderal Lapangan, kepada awak media, Kamis (2/2/2023), mengungkapkan bahwa pihaknya dalam aksi mendatang akan menghadirkan massa 500 orang lebih.
“Kami sudah menyurat ke Polres Konawe hari ini untuk rencana aksi kami pada hari Senin 6 Februari 2023 di gerbang PT. PMS. Saya pastikan akan memboikot kegiatan perusahaan sampai tuntutan kami direalisasikan,” ucapnya.
Jefri yang juga Ketua Tamalaki Pobende Wonua, menambahkan bahwa pihaknya sangat serius menuntut hal tersebut, sebab ini soal hajat hidup masyarakat. Ia bahkan mengancam akan membuat gerakan dengan massa yang berjumlah ribuan jika tuntutannya tidak segera direalisasikan.
“Saya tidak main main ini persoalan serius, banyak masyarakat pesisir yang sangat menggantungkan hidupnya di sungai ini, saya ingatkan jangan main-main dengan tuntutan kami,” katanya.
Sementara itu, Albar Sanggo selaku Koordinator Lapangan, menyatakan bahwa aksi demonstrasi di PT VDNI dan PT OSS yang menuntut pencemaran di Sungai Motui sudah sering dilakukan tapi tidak pernah ada perhatian dari pihak perusahaan.
“Ini masyarakat sudah marah akibat sungai yang menjadi pusat mata pencaharian warga terus-terusan dicemari dan dirusak. Sekarang kami tidak akan tinggal diam lagi soal ini, dan kami benar benar serius menuntut ini,” ujarnya.
Selain adanya rencana demonstrasi, dalam waktu dekat, masyarakat juga kami akan melapor ke Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV di Kendari, terkait tindakan PT VDNI dan PT OSS yang melakukan penimbunan dan pencemaran di Sungai Motui sehingga mengakibatkan penyempitan.
Lebih lanjut Albar Sanggo juga menyampaikan akan membawa kasus ini ke Jakarta untuk dilaporkan kepada Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum RI.
“Kami sudah rencanakan ini matang matang, Insyaallah pada tanggal 16 Februari nanti kami akan terbang ke Jakarta untuk melaporkan kasus ini,” terangnya.
Albar mewakili warga, berharap agar pihak perusahaan dapat melihat penderitaan yang mereka rasakan, akibat pencemaran yang dilakukan di Sungai Motui.
Warga juga sangat menginginkan agar Sungai Motui bisa kembali normal seperti dulu, sebelum perusahaan raksasa PT VDNI dan PT OSS ada, agar hasil tambak dan hasil tangkapan mereka dapat diandalkan untuk menghidupi keluarga. (Red)