KABARSULTRA.ID, KONAWE UTARA – Forum Masyarakat Lingkar Tambang (FMLT) Kabupaten Konawe Utara (Konut) melakukan aksi unjuk rasa terhadap PT Antam Tbk, Rabu (7/6/2023).
Massa bahkan melakukan penyegelan dua kantor dan mess PT Antam UBPN Konut dengan tuntutan bahwa perusahaan tersebut harus segera hengkang dari Bumi Oheo.
FMLT melakukan aksi protes terhadap PT Antam yang memiliki luas wilayah 16 ribu hektar agar kiranya dikembalikan kepada masyarakat pemilik lahan.
Tak hanya itu aksi protes menolak kehadiran PT Antam di Konut disuarakan oleh masyarakat lingkar tambang blok Mandiodo yakni Mandiodo, Mowundo, Tapuemea dan Tapunggaya.
Aksi ini diwarnai dengan prosesi Adat Tolaki Mosehe Wonua (Pensucian Kampung-Red) sampai kepada aksi dorong-dorongan di site PT Antam yang dijaga ketat oleh Brimob Polda Sultra dan Personel Polres Konut.
Dalam konferensi persnya, perwakilan massa, Kender mengatakan bahwa tuntutan aksi hari ini adalah menolak status Objek Vital Nasional (OVN) di tanah Mandiodo.
Menteri BUMN diminta segera mencopot Nico Kanter selaku Dirut PT Antam, karena dinilai tidak becus dalam mengelola wilayah pertambangan, mengabaikan nilai-nilai luhur kearifan lokal yang ada di tanah Mandiodo.
“Apalagi sampai saat ini permasalahan tanah masyarakat yang ada di IUP Antam belum terselesaikan hari ini,” kata Kender.
Senada dengan itu, Sulaiman Alpamba selaku Sekretaris FMLT menyampaikan rasa kekesalannya terhadap PT Antam, oleh karena itu massa mendesak Kementerian ESDM dan KLHK, segara mencabut IUP PT Antam di Konut.
“Kami meminta dengan hormat Menteri BUMN Erik Tohir untuk segera menonaktifkan atau mencopot Direktur Utama PT Antam Nico Kanter, kami sudah tidak butuh janji manis lagi,” tegasnya.
Sule sapaan akrabnya menyebut bahwa selama ini PT Antam telah menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya bahwa betul-betul tidak layak berada di Kabupaten Konut, maka dirinya memohon kepada pemerintah pusat untuk segera mencabut IUP PT Antam.
“Wilayah IUP antam yang berada di Blok Mandiodo, sebagian besar masih milik masyarakat yang belum dibebaskan, jika ini tidak diamini sampai hanguspun ini Mandiodo kami tidak akan pernah berhenti berjuang,” jelasnya.
Sementara itu, Budi selaku kordinator aksi mengatakan bahwa masyarakat menginginkan hak lahan mereka untuk segera dikembalikan.
“Saya minta semua untuk membuka portal Antam yang ada di beberapa titik. Masyarakat Konut ini bukan perampok, preman, dan pencuri di kampung sendiri sampai dihalang-halangi pagar betis, pagar besi yang sudah dikelilingi IUP di Blok Mandiodo ini,” tutupnya. (Red)