KABARSULTRA.ID, KONAWE UTARA – Baru-baru ini, beredar video berdurasi 50 detik, memperlihatkan tanah longsor yang mengakibatkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Satap Andowia yang terletak di Desa Puusuli, Kecamatan Andowia, Kabupaten Konawe Utara (Konut), mengalami rusak parah.
Sarana pendidikan di Kecamatan Andowia itu rusak, diduga akibat penambangan yang terus dilakukan oleh salah satu perusahaan tambang nikel, PT Bumi Nikel Nusantara (BNN).
Video yang tersebar di media sosial whatsapp itu, mendapatkan banyak sorotan dari aktivis, salah satunya dari Forum Kajian Masyarakat Hukum dan Lingkungan Sulawesi Tenggara (Forkam-HL Sultra).
Bendahara Umum Forkam-HL Sultra, Ismail, kepada awak media, Senin (13/3/2023), menuturkan, ini merupakan bentuk kejahatan yang sangat fundamental, karena berhubungan dengan sarana pendidikan.
Aktivis yang lahir di Kabupaten Konut ini menuturkan, mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan Pemerintah Indonesia seperti yang termuat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Apalagi sambung dia, dalam UU Perseroan Terbatas, jelas tercantum bahwa tanggung jawab setiap perusahaan yakni melakukan kegiatan sosial melalui CSR.
“Untuk itu kami dari Forkam-HL Sultra mengutuk keras tindakan PT BNN dan meminta pemerintah untuk mencabut izin lingkungannya, juga meminta aparat penegak hukum untuk memproses Dirut PT BNN,” tegas Ismail.
Sementara itu, Sekretaris Forkam-HL Sultra, Agus Dermawan mengatakan, proses penambangan yang dilakukan oleh PT BNN, mestinya harus melalui Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) sebelum melakukan penambangan.
Apalagi tempat PT BNN menambang dekat dengan sekolah, kalau sudah seperti ini hancurlah semua sarana pendidikan yang ada di tempat itu.
“Pemerintah, dan DPRD harus secepatnya mengambil tindakan agar proses belajar siswa tidak terganggu,” tambahnya.
Di tempat berbeda, salah satu tokoh masyarakat Desa Puusuli, Tino Anugrah Ramadan mengatakan bahwa aktivitas PT BNN harus dihentikan sementara waktu dan pemerintah tidak boleh tinggal diam.
“Karena kejadian ini, anak-anak sekolah jadi trauma untuk masuk sekolah,” imbuhnya. (Red)