KABARSULTRA.ID, KENDARI – Sorotan kritis kembali diarahkan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Utara (Konut) terkait kondisi memprihatinkan Asrama Mahasiswa Konawe Utara yang berada di Kota Kendari.
Ketua Gerakan Mahasiswa Pemerhati Rakyat (Gempar) Sulawesi Tenggara (Sultra), Muh. Sulfan, menegaskan bahwa Pemda Konut harus segera merefleksikan kembali janji politik Bupati dan Wakil Bupati mengenai revitalisasi fasilitas tersebut.
Menurut Sulfan, sangat disayangkan jika daerah yang dikenal sebagai salah satu penyuplai bijih nikel terbesar di Sulawesi Tenggara tidak mampu menyediakan hunian layak bagi para mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di ibu kota provinsi.
“Setiap bulan, ratusan metrik ton nikel keluar dari Konawe Utara. Dengan potensi sebesar itu, seharusnya Pemda mampu membangun dialog khusus bersama seluruh perusahaan tambang untuk memikirkan solusi terhadap kacaunya kondisi asrama mahasiswa saat ini,” tegasnya.
Sulfan memaparkan hasil investigasi Gempar Sultra terkait kondisi terkini bangunan asrama. Ia mengatakan bahwa kerusakan telah terjadi hampir di seluruh bagian, mulai dari struktur penyangga, fasilitas mandi, hingga kelengkapan kamar.
“Beberapa penyangga bangunan sudah mulai berjatuhan. Toilet sudah tidak layak pakai, jendela pun banyak yang tidak lagi memiliki kaca. Kamar mandi berada dalam kondisi nyaris tidak dapat digunakan karena kerusakan di berbagai sisi. Bahkan plafon juga sudah mulai berjatuhan,” tuturnya.
Ia menegaskan bahwa kondisi tersebut sangat membahayakan keselamatan mahasiswa yang tinggal di asrama. Selain itu, bangunan yang semakin renta akibat usia memberikan indikasi kuat bahwa fasilitas tersebut sudah sepantasnya masuk dalam kategori darurat rehabilitasi.
Sulfan menekankan bahwa Bupati Konawe Utara memiliki tanggung jawab moral dan administratif untuk memastikan asrama mahasiswa tetap layak dan aman untuk dihuni. Ia juga memberi ultimatum keras bahwa mahasiswa tidak akan tinggal diam jika Pemda tidak segera mengambil langkah tegas.
“Bupati Konawe Utara wajib bertanggung jawab atas kondisi asrama yang berada di Kendari. Jika Pemda tidak secepatnya melakukan rehabilitasi, maka kami akan melakukan aksi demonstrasi di kantor Bupati Konawe Utara sebagai bentuk protes dan dorongan agar perbaikan ini segera direalisasikan,” tegasnya.
Gempar Sultra menilai bahwa asrama mahasiswa tidak hanya sebatas tempat tinggal, tetapi merupakan bagian dari investasi jangka panjang daerah dalam membangun sumber daya manusia. Mahasiswa yang menempuh pendidikan di Kendari adalah generasi yang kelak akan kembali membangun Konawe Utara.
Besar harapan Sulfan agar pemerintah daerah, khususnya Bupati dan Wakil Bupati Konawe Utara, segera merehabilitasi atau bahkan membangun ulang asrama mahasiswa Konut.
“Ini penting, bukan hanya sebagai fasilitas fisik, tetapi sebagai bentuk keberpihakan terhadap masa depan daerah dan kesejahteraan masyarakat,” tutup Sulfan. (Red)







